Guru mesti meningkatkan kompetensi agar bisa mengikuti perkembangan teknologi |
Menghadapi tantangan zaman saat ini, masa-masa anak saat ini
sangat berbeda dengan masa sebelumnya. Oleh karena itu, dunia pendidikan,
khususnya para guru dituntut untuk menyesuaikan diri dengan perubahan
zaman.
Siswa yang tengah tumbuh berkembang
berada pada masa revolusi industri tahap IV yang ditandai dengan kemajuan teknologi
digital yang sangat pesat.
Guru sekarang menghadapi generasi
milenial atau generasi digital yang ditandai dengan adanya fenomena baru.
Perubahan peradaban termasuk di bidang teknologi mesti disikapi dengan tepat
oleh para guru. Oleh sebab itu, strategi pembelajaran di dunia pendidikan juga
harus disesuaikan.
Dengan demikian akan terjadi persaingan
sengit yang akan dirasakan juga oleh para profesional Indonesia.
“Agar anak didik kita bisa bersaing
menghadapi persaingan tersebut, maka guru harus merespon dengan strategi yang
tepat agar anak didik bisa memenangi persaingan,” kata Staf Ahli Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Arie Budiman saat peringatan Hari Guru Nasional di Plaza Insan
Berprestasi, Kantor Kemendikbud, Jumat, 24 November 2017, Sebagaimana ditulis Kompas.
Menurut dia, saat ini ada 132, 7 juta penggunaan internet dan 34
juta pelajar berlangganan internet. Dengan kondisi yang sangat menantang
tersebut maka guru selalu mengawasi konten yang diakses pelajar.
“Awasi konten negatif di media sosial.
Ini adalah tantangan yang sangat berat karena saat ini pelajar kita berjumlah
sekitar 50 juta,” katanya.
Menghadapi tantangan berat, maka guru
tak bisa menyelesaikan sendiri. Guru harus menggandeng keluarga, sekolah dan
masyarakat sekaligus. Guru harus bisa menjadi penghubung orang tua, masyarakat
dan lingkungan sekitar.
Arie Budiman mengajak guru untuk
mengoptimalkan potensi demi meningkatkan kualitas anak didik melalui olah
fikir, olah rasa, olah hati dan olah raga.
Pemerintah, ia melanjutkan, menyadari
bahwa sarana pendidikan di tanah air memang masih banyak kekurangan.
Masih banyak siswa dan guru di daerah
terluar, tertinggal dan terdepan (daerah 3T) yang harus melewati sungai, lembah
dan jalan yang tidak memadai.
Sementara, di sisi lain kecederungan
global yang makin terbuka dan banyak pengaruh asing yang masuk ke Indonesia,
membuat tantangan pendidikan makin berat.
“Bagaimanapun Indonesia bertekad untuk
membentuk generasi emas 2045 yang berjiwa Pancasila. Untuk itu penguatan
pendidikan karakter sangat relevan dilaksanakan saat ini,” ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar